
KH. Ishomuddin Rois Syuriah PBNU menghadiri pelantikan lembaga di lingkungan PCNU Kabupaten Tanggamus Minggu (13/09/20). Pelantikan dilakukan dengan protokol kesehatan ketat mengingat semakin masifnya penyebaran virus Covid-19.
Kegiatan yang berlangsung di aula global Nusantara PCNU kabupaten Tanggamus. Dihadiri 16 lembaga, diantaranya : Lembaga kajian pengembangan sumber daya manusia NU (Lakpesdam-NU), lembaga penyuluhan dan bantuan hukum NU (LPBH-NU), lembaga kemaslahatan keluarga NU (LKK-NU), lembaga Amil Zakat dan sodakoh (Lazis-NU), lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama(LPNU), lembaga dakwah NU (LDNU), lembaga ta’lif wa Naser (LTN-NU), lembaga Bahtsul Masail NU (LBM-NU), Rabitah ma’ahid (RM-NU), lajnah falakiyah NU (LFNU), lembaga pendidikan Ma’arif NU (LP-Ma’arif), kelompok bimbingan haji (KBIH-An Nahdliyyah), lembaga seni budaya muslim NU (Lesbumi-NU), lembaga kesehatan NU (LK-NU), lembaga pertanian NU (LPT-NU) dan lembaga ta’mir masjid NU (LTM-NU). beserta tamu undangan wakil gubernur Prov. Lampung yang diwakili oleh Sasa Chalim, jajaran DPC PKB Tanggamus, beserta jajaran badan otonom NU kabupaten Tanggamus.
Dalam sambutan pelantikan, kiai Samsul Hadi, Ketua Tanfidziah berpesan agar setiap lembaga bisa melakukan inovasi mengembangkan Nahdlatul ulama disegala lini. Sehingga organisasi NU Tanggamus kedepannya semakin membawa maslahah yang bisa dirasakan seluruh masyarakat kabupaten Tanggamus.
Selain itu wakil gubernur Provinsi Lampung menitipkan pesan selamat dan sukses atas dilantiknya lembaga PCNU Tanggamus. Semoga dapat ikut berkontribusi dalam memajukan provinsi Lampung, terkhusus menjadi teladan memutus penyebaran Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.
Mouidotul Hasanah disampaikan Rois Syuriah PBNU, KH.Ishomuddin. setidaknya terdapat tiga poin penting yang disampaikan kiai Ishom kepada hadirin.
Pertama, warga NU harus mendukung setiap langkah PBNU, jangan terprovokasi atas segala isu yang dilancarkan pada para kiai PBNU. Kedua, NU harus menjadi benteng kelompok takfiri dan pengusung ideologi khilafah. Ketiga, para kiai dan santri harus ambil bagian dalam berdakwah. Meminimalisir gerakan dakwah yang radikal dan da’i yang tidak kompeten. “NU tidak takut dengan kebijakan sertifikasi ulama’, pihak yang takut berarti perlu dipertanyakan kompetensinya.” Tutur kiai Ishom disambut tepuk tangan para hadirin.